• program studi
  • 13 April 2009

    Lantaran Ilmu

    by: Yayan

    Siapa kira si-Heryawan dapat meraih kesuksesannya perlahan demi
    perlahan. Menghadapi ujian dengan sabar-sesabarnya. Hingga pada satu
    titik dimana orang disekitarnya yang begitu memperhatikannya mengatakan,
    "nih Heryawan dah harus dibantu." Tapi lantaran ilmunya yang
    melebihi teman-temannya ia berpendapat bahwa meminta sepantasnya hanya
    Allah SWT. Yang Maha Pemberi Rizki sang Maha Pemberi unuk hambanya yang
    meminta hanya kepada-Nya.

    Gawatnya, kalau teman-teman sekitarnya dah
    bilang harus ditolong nih manusia yang namanya Heryawan, tetapi yang
    bikin gemes si Heryawan masih aja suka infaq. Dia patokin minimal sehari
    2000 untuk infaq. "Gile bener nih orang, untuk makan aja Cuma kuat
    untuk satu hari, masih aja infaq," kata Joni pas di warung kopi saat
    kongkow.

    Tahajud, Subuh berjamaah di shof terdepan, Dhuha 4 rakaat, Zuhur
    berjamaah di shof terdepan, Ashar berjamaah juga sampai Isya gak pernah
    ditinggalin. Terus heryawan patokin waktu infaq terbaik adalah setelah
    Dhuha, kalau lagi dirumah dia jalan kaki muterin komplek nyari tukang
    minta-minta untuk diberikan jatah infaq setiap harinya 2000,-. Memang
    semenjak di pecat 3 bulan lalu si Heryawan sabar banget menunggu
    panggilan kerja. Kalau teman-teman lainnya pada demo minta pesangon sama
    bosnya yang entah dah lari kemana, si Heryawan mah malah tambah cinta
    sama Allah SWT. "Cuma Allah saja tempat meminta", katanya pas
    diajak demo sama teman-temannya. "iiiiih sebel gak sih loh sama nih
    orang," si Slamet ngedumel sambil bergabung sama teman-temannya
    untuk Demo.
    Sementara teman-temannya menghabiskan waktu selama tiga bulan untuk
    mendemo uang pesangon. Dan gak ada habisnya tuh urusan. Si Heryawan
    terus istiqomah, walaupun keadannya mengenaskan tetap saja dia kekeh
    Cuma Allah saja tempat meminta.

    Di hari ke-90 dia istiqomah sama komitmennya. Ternyata sudah sebulan ada
    orang di balik mobil sedan mewah hitam melihat gerak-gerik si Heryawan.
    Orang di balik mobil itu gak habis piker ada pemuda yang bisa kayak
    begitu. Suatu hari di hari ke-30, orang dibalik mobil itu membuat
    scenario untuk menguji nih pemuda. Tanpa di duga Heryawan di berikan tas
    sama lelaki berkacamata hitam baju hitam, celana hitam, sepatu hitam,
    kulit hitam, syukur giginya gak hitam kata Heryawan dalam hatinya.
    "Nih untuk keperluan kamu sehari-hari", kata orang serba hitam
    yang kemudian hilang di ujung jalan.

    "Apaan nih tas isinya, kok tuh orang kasih tas gitu aja ya.
    Jangan-jangan Ular kobra lagi eh salah NArkoba", kata Heryawan.
    KArena penasaran dia langsung buka tuh Tas. Dan MasyaAllah tuh tas tahu
    gak apa isinya. Merah semua, bro. ya Merah Semua Sist. UAng gepokan
    seratusan ribuan semuanya. Bisa kebayang kan berapa isinya. Uang
    gepokan, seratusan ribu, di tas hitam isi 50 liter. Hatinya langsung
    dag-dig dug si Heryawan. Innalillahi Wa innalillahi Rojiun. Apa ini
    rezeki aye ya. Ah masa sih. Aye gak kerja kok tapi dapet uang sebanyak
    ini. Kebayang juga di benak Heryawan apakah karena aye rajin infaq ya.
    Gak-gak ini bukan han aye, katanya. Ini pasti cobaan dari Allah SWT.
    Gak-gak gini caranya. Aye tahu ilmunya. Hitungan matematika sedekah gak
    begini.

    Kemudian si Heryawan mengira-ngira menghitung infaqnya dari ilmunya yang
    dia tahu. Kalau sehari 2000 maka ini hari ke 90 berarti infaq Aye
    berjumlah 180.000,- kalau Allah menjanjikan sepuluh kali lipat maka
    harusnya Aye dapat 1.800.000,- aja. Tapi ini ada kali 100jutaan. GAk-gak
    jangan tergoda, Wan. Dalam hatinya bergulat dengan nafsunya. Lantaran
    ilmunya mumpuni nih Heryawan akhirnya memutuskan untuk menginfaqkan tuh
    uang ke Masjid yang lagi dibangun. Alhamdulillah lega, HEryawan
    bersyukur tak di beratkan dengan urusan uang yang banyak tadi.

    Tanpa disadari si Heryawan di ikuti orang didalam mobil sedan mewah yang
    member Tas tadi. Matanya berbinar tambah terang menerangi wajahnya. Dan
    reflek bibirnya berucap kepada ayahnya yang diajak untuk menyaksikan
    scenario putrinya itu. Bibirnya benar-benar tergerak meminta, "Abi,
    ana mau menikah dengan pemuda itu," air mata mengalir sebentar
    kemudian.

    TAk lama si Heryawan telah memimpin Lima perusahaan jual beli dinar emas
    di 5 negara. Bersama istrinya yang cantik dan sholeh. Dan tak ada yang
    berubah dari Heryawan karena saban selasai Dhuha yang kini bertambah
    menjadi 12 rakaat ia berjalan kaki mencari tempat untuk infaq. Dan tak
    tanggung-tanggung ia berkomitmen berinfaq 1 juta per Harinya.
    Subhanallah. LAntaran ilmu si Heryawan menjadi begitu komitmen. Tak
    pernah meminta bagaimanapun kondisinya kecuali minta sama Sang Maha
    Pemberi Allah SWT.

    *note: Ya Allah bahkan jiwa, hati dan tubuh serta akal ini masih jauh
    dari si Heryawan ini. Pemuda yang menyingkirkan keinginannya dari
    meminta selain meminta dari-Mu. Ya Allah JAdikan aku seperti Heryawan
    yaAllah. Yang komitmen beribadah kepada-Mu lantaran ilmu. Amin

    Di Jakarta,
    -yayan-

    sumber: millis dikbud

    2 komentar:

    1. Tuh bos! Insyaflah. Anda sudah tua. Perbanyak, istgfar, amal dan ibadah. Biar tamak dan rakusnya tidak ditiru anak dan cucumu. Tapi kalo sudah terlanjur... Ya, sekalian hancur2an Bos. Mumpung masih hidup. Wa ka kak...kak...kak... Kata peribahasa ntu: daripada terciprat air, (tanggung) ambyos sekalian!

      BalasHapus
    2. kayak di sinetron aja,yg agak rasioal dikit npa??

      bkn saya kagak percaya,tapi y di sesuaikan donk sama keadaan orang sekarang,mana ada orang yg spti itu di jaman sekarang.
      aneh2 aja yg bwt ini,g ada orang kaya jaman sekarang yg kasih "cuma-cuma" uang 1koper penuh,...
      crita yg ginian maah adanya di zaman DAHULU kala...

      BalasHapus